PNE EXPO INDONESIA 2024‪10:00-17:00 | 27 نوفمبر. 2024 - 30 نوفمبر. 2024‪JIExpo Kemayoran Jakarta (JIE)
أخبار اكسبو

Situasi Terkini Industri Fotovoltaik Indonesia

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat kaya, yaitu sebesar 417,8 GW. Diantaranya, potensi tenaga surya mencapai 207,8 GW, yang mencakup lebih dari separuh total potensi. Namun hingga tahun 2021, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia baru sebesar 225 MW, dan masih banyak sumber daya energi surya yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan, sehingga potensi pengembangannya besar.

Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) menyatakan dalam laporannya bahwa sistem fotovoltaik mungkin menjadi tulang punggung sistem energi Indonesia pada tahun 2030. Namun, harapan pemerintah Indonesia jauh dari harapan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA). Dalam laporan survei “Indonesia Energy Transition Outlook” yang dirilis baru-baru ini, badan tersebut memperkirakan bahwa pada tahun 2050, industri ketenagalistrikan Indonesia akan mengalami “transformasi menyeluruh”. Laporan tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2050, pangsa pembangkit energi terbarukan dalam struktur pembangkit listrik di negara ini dapat mencapai 85%, dibandingkan dengan sekitar 12% pada tahun 2011.

Keuntungan pengembangan fotovoltaik di Indonesia

Sebagai negara kepulauan dengan 17.000 pulau, Indonesia diberkahi dengan sumber daya energi surya yang melimpah. Indonesia terletak di dekat garis khatulistiwa, dengan jam penyinaran matahari yang panjang dan intensitas radiasi matahari yang tinggi. Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), Indonesia menerima rata-rata 1.600-2.300 kWh radiasi matahari per meter persegi per tahun, yang setara dengan sekitar 200GW listrik tenaga surya yang dihasilkan setiap tahunnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah merealisasikan pentingnya dan urgensi pengembangan energi surya dan telah memperkenalkan serangkaian kebijakan dan tindakan pendukung. Misalnya: Pada bulan Oktober 2020, diterbitkan “Rencana Pembelian Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030”, yang merencanakan tujuan pengembangan dan jalur energi terbarukan dalam sepuluh tahun ke depan. Artinya, pada tahun 2030, proporsi pembangkit listrik energi terbarukan akan meningkat dari saat ini 12,36% menjadi 51,6% (20.923 MW), dimana tenaga surya akan mencapai 4.680 MW (tidak termasuk fotovoltaik industri dan komersial serta rooftop). Selain itu, potensi fotovoltaik rooftop Indonesia sebesar 32,5 GW, dengan rencana pengembangan sebesar 3,6 GW pada tahun 2025.”

سابقالتالي >